Jumat, 23 November 2012

Asa tanpa bersapa denganmu 'Muharram'

Langit begitu gelap bagai arang. Kilat membara menyilaukan mata. Rinai hujan tumpah membasahi bumi. Mentari pun tak mau berbagi cahaya. Sungguh mendera dalam jiwa. Raga jatuh terkulai di atas tanah. Memang luka teramat, tapi titah Tuhan tetap berjalan. Hati yang begitu lumpuh oleh kuasaNya nyaris tertelan badai. Jiwa terguncang hebat ketika raga tak kuat bertahan. Sungguh dunia seakan mau runtuh. Masa demi masa telah dinanti. Namun asa yang begitu dasyat membakar jiwa. Mengapa harus terjadi? Ketika hati ingin selalu dekat dengan sang Ilahi. Apakah tak ada celah untukku menyapamu Muharram? Memang ini sudah kehendakNya, tapi tak rela rasanya hati ini. Mungkinkah Dia ingin menjauh dengan ku? Apa hamba salah, jika memang benar maafkanlah Ya Ilahi Rabbi. Berilah hamba sepercik cahaya itu. Cahaya yang tiada henti menerangi hati yang sepi. Karena dunia yang fana hanya menumbuhkan khayalan yang semu belaka. Air mata meleleh ketika jiwa merangkak meminta sedikit cahaya cinta. Cinta yang abadi untuk sang Khalik. Mungkinkah masih ada jalan untukku berjalan menuju taman indah di Singgasana Cinta? Oh sungguh sangat berharap, karena setetes embun cinta mengalir deras dalam heningan malam. Lukaku mendera dalam raga yang rindu akan pelukanNya. Semoga cinta yang tertanam dalam jiwa ini mendapatkan balasan cinta Rabbi. Di masa yang akan datang aku akan memelukmu ya Muharram.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda